Minggu, 27 Maret 2016

JODOH PASTI BERTEMU

NAMANYA SIH ULAR NAGA



Ular Naga adalah satu permainan berkelompok yang biasa dimainkan di luar rumah di waktu sore dan malam hari. Tempat bermainnya di tanah lapang atau halaman rumah yang agak luas. Lebih menarik apabila dimainkan di bawah cahaya rembulan. Pemainnya biasanya sekitar 5-10 orang, bisa juga lebih, anak-anak umur 5-12 tahun (TK – SD).



Cara Bermain:
Anak-anak berbaris bergandeng pegang ‘buntut’, yakni anak yang berada di belakang berbaris sambil memegang ujung baju atau pinggang anak yang di mukanya. Seorang anak yang lebih besar, atau paling besar, bermain sebagai “induk” dan berada paling depan dalam barisan. Kemudian dua anak lagi yang cukup besar bermain sebagai “gerbang”, dengan berdiri berhadapan dan saling berpegangan tangan di atas kepala. “Induk” dan “gerbang” biasanya dipilih dari anak-anak yang tangkas berbicara, karena salah satu daya tarik permainan ini adalah dalam dialog yang mereka lakukan.
Barisan akan bergerak melingkar kian kemari, sebagai Ular Naga yang berjalan-jalan dan terutama mengitari “gerbang” yang berdiri di tengah-tengah halaman, sambil menyanyikan lagu. Pada saat-saat tertentu sesuai dengan lagu, Ular Naga akan berjalan melewati “gerbang”. Pada saat terakhir, ketika lagu habis, seorang anak yang berjalan paling belakang akan ‘ditangkap’ oleh “gerbang”.
Setelah itu, si “induk” –dengan semua anggota barisan berderet di belakangnya– akan berdialog dan berbantah-bantahan dengan kedua “gerbang” perihal anak yang ditangkap. Seringkali perbantahan ini berlangsung seru dan lucu, sehingga anak-anak ini saling tertawa. Sampai pada akhirnya, si anak yang tertangkap disuruh memilih di antara dua pilihan, dan berdasarkan pilihannya, ditempatkan di belakang salah satu “gerbang”.
Permainan akan dimulai kembali. Dengan terdengarnya nyanyi, Ular Naga kembali bergerak dan menerobos gerbang, dan lalu ada lagi seorang anak yang ditangkap. Perbantahan lagi. Demikian berlangsung terus, hingga “induk” akan kehabisan anak dan permainan selesai. Atau, anak-anak bubar dipanggil pulang orang tuanya karena sudah larut malam.

PENAK UMPET

PETAK UMPET HIHIHIHIHI..........

Petak umpet adalah sejenis permainan yang bisa dimainkan oleh minimal 2 orang, namun jika semakin banyak akan semakin seru.
Cara Bermain:
Dimulai dengan Hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi “kucing” (berperan sebagai pencari teman-temannya yang bersembunyi). Si kucing ini nantinya akan memejamkan mata atau berbalik sambil berhitung sampai 10, biasanya dia menghadap tembok, pohon atau apasaja supaya dia tidak melihat teman-temannya bergerak untuk bersembunyi (tempat jaga ini memiliki sebutan yang berbeda di setiap daerah, contohnya di beberapa daerah di surabaya ada yang menyebutnya cekit-cekitan, di daerah lain menyebutnya BON dan ada juga yang menamai tempat itu HONG). Setelah hitungan sepuluh (atau hitungan yang telah disepakati bersama, misalnya jika wilayahnya terbuka, hitungan biasanya ditambah menjadi 15 atau 20) dan setelah teman-temannya bersembunyi, mulailah si “kucing” beraksi mencari teman-temannya tersebut.



Jika si “kucing” menemukan temannya, ia akan menyebut nama temannya sambil menyentuh INGLO atau BON atau HONG, apabila hanya meneriakkan namanya saja, maka si “kucing” dianggap kalah dan mengulang permainan dari awal. Apabila Yang seru adalah, pada saat si “kucing” bergerilya menemukan teman-temannya yang bersembunyi, salah satu anak (yang statusnya masih sebagai “target operasi” atau belum ditemukan) dapat mengendap-endap menuju INGLO, BON atau HONG, jika berhasil menyentuhnya, maka semua teman-teman yang sebelumnya telah ditemukan oleh si “kucing” dibebaskan, alias sandera si “kucing” dianggap tidak pernah ditemukan, sehingga si “kucing” harus kembali menghitung dan mengulang permainan dari awal.


Permainan selesai setelah semua teman ditemukan. Dan yang pertama ditemukanlah yang menjadi kucing berikutnya.

bambu tinggi berjalan

permainan egrang



 Egrang merupakan alat permainan tradisional yang terbuat dari 2 batang bambu dengan ukuran panjang kurang lebih 2,5 meter. Sekitar 50 cm dari bawah, dibuat tempat berpijak kaki yang rata dengan lebar kurang lebih 20 cm.
Permainan ini sudah tidak asing lagi, mekipun di berbagai daerah di kenal dengan nama yang berbeda beda. Namun sayangnya saat ini permainan Egrang sudah mulai sulit untuk ditemukan, baik di desa maupun di kota, Permainan Egrang sendiri sudah ada sejak dahulu kala dan merupakan permainan yang membutuhkan ketrampilan dan keseimbangan tubuh.
Sehingga tidak semua orang dewasa maupun anak-anak bisa memainkan permainan Egrang ini. Bentuk Egrang disesuaikan dengan pemakainya sesuai dengan umur si pemakai, bila yang bermain orang Dewasa maka pembuatanya pun panjang dan tinggi, sedangkan untuk anak anak bentuk dan ukuranya pun pendek.
Untuk bisa memainkan permainan Egrang tidaklah membutuhkan tempat atau lapangan yang khusus. Permainan ini biasa dimainkan di sebuah lapangan yang cukup luas untuk bisa dimainkan oleh beberapa orang.
Meskipun Egrang hanya sebuah permainan anak-anak, namun permainan ini banyak mengandung nilai budaya yang sangat mendidik untuk diri kita diataranya seperti, kerja keras, keuletan, dan sportivitas.
Nilai kerja keras tercermin dari semangat para pemain Egrang yang harus tetap berusaha agar dapat mengalahkan lawannya. Nilai keuletan tercermin dari proses pembuatan alat yang digunakan untuk berjalan yang memerlukan keuletan dan ketekunan agar bisa seimbang dan mudah digunakan untuk berjalan.
Dan terakhir adalah nilai sportivitas yang tercermin tidak hanya dari sikap para pemain yang tidak berbuat curang saat berlangsungnya permainan, tetapi juga mau menerima kekalahan dengan lapang dada. Karena biar bagaimanapun Egrang hanyalah sebuah permainan untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal yang positif bagi anak-anak maupun orang dewasa.

gepuk opo ndulit

GOBAK SODOR



Permainannya cukup simpel, membutuhkan kurang lebih 15 orang untuk memainkannya agar lebih seru. Permainan ini juga membutuhkan tempat yang luas seperti lapangan untuk membuat garis melingkar cukup besar berdiameter kurang lebih 2,5 meter, tergantung jumlah anak yang ikut. Permainan ini harus mendapatkan anak menjadi seorang penjaga di luar garis atau lingkaran, jadi sebelumnya dilakukan hom pim pahhingga suit.
Kemudian, seluruh anggota masuk dalam lingkaran, kecuali 1 orang yang kalah dalam suit sebelumnya. Nah, tugasnya ialah mengitari garis lingkaran yang hanya digaris menggunakan batu kapur saja atau batu hingga terlihat garis di tanah. Si penjaga terus mengitari hingga tangannya dapat memegang salah satu yang berada di dalam lingkaran tersebut.

Ketika ia sudah mendapatkannya, maka ia pun dapat masuk ke dalam lingkaran dan tugasnya pun diganti oleh orang yang tertangkap tadi.
Keseruan permainan ini yaitu menghindari penjaga di luar lingkaran di antara desakan teman-teman di dalam lingkaran. Lingkaran yang dibuat tidak terlalu besar membuat anak-anak di dalam lingkaran harus terus bergerak jika tidak ingin tersentuh pengejar dari luar. Tak jarang, karena terlalu fokus menghindari jangkauan tangan dari luar, membuat anak-anak harus terjatuh bertabrakan satu sama lain.
Satu hal lagi, permainan gobak sodor mengajarkan anak-anak untuk bermain sportif, dengan tidak mendorong temannya untuk melindungi diri

tak gender maka tak sayang

kelereng idaman lelaki



MASIH ingatkah anda dengan kelereng? Permainan tradisional ini kian tenggelam di tengah maraknya produk mainan modern berteknologi tinggi seperti Playstation, Nintendo, Game Internet dan sejenisnya.

Untuk sekadar menyegarkan ingatan, berikut ada cerita tentang kelereng dan bagaimana si bulat kecil ini pernah jadi idola anak-anak di masanya.


Jaman dulu kan beda sama jaman sekarang, dulu saya sama teman-teman hobi banget main kelereng. Nanti kalau menang, saya boleh bawa pulang kelereng teman yang warnanya bagus-bagus. Kadang suka saya koleksi juga, makin banyak jumlahnya, makin bangga.


Cara bermain permainan ini cukup mudah dan dapat merangsang kecerdasan anak untuk dapat mengenai kelereng lawannya. Ada dua tipe permainan kelereng yakni permainan bulat (dulu disebut boom) dan permainan lubang. Biasanya permainan bulat dimainkan Kelereng adalah bola kecil yang terbuat dari tanah liat, marmer, atau kaca untuk permainan anak-anak. 

Minggu, 13 Maret 2016

PANTANG PULANG SEBELUM ADZAN MAGHRIB

BOI - BOI AN 

http://27.123.222.115/images-data/photos/2013/04/23/175329/

Boi-boian merupakan permainan tradisional yang berasal dari provinsi Jawa Barat khususnya di daerah Sunda. Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak laki-laki. Tentu saja bukan dikhususkan untuk anak laki-laki, anak perempuan juga bisa bermain boy-boyan. Sebenarnya, permainan ini memiliki nama yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Misalnya, di daerah Pati, Jawa Tengah, permainan ini dikenal dengan nama Gaprek Kempung. Di daerah Sunda, ada yang menyebutnya boy-boyan, ada juga yang menyebutnya Bebencaran. Dan di beberapa daerah lainnya permainan ini disebut Gebokan, karena katanya suara yang biasa ditimbulkan apabila bola karet yangdigunakan dalam permainan mengenai anggota badan dari pemain akan menimbulkansuara "Gebok”.

Walaupun memiliki sebutan yang berbeda-beda, pada intinya permainan boy- boyan ini adalah sama. Permainan tradisional dari Jawa Barat ini memadukan kerja motorik anak dan juga mengasah kemampuan membuat strategi. Boy-boyan sendiri biasanya terdiri dari lima hingga sepuluh pemain yang dibagi menjadi dua kelompok dan dilakukan di lapangan yang cukup luas.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8TFNX2jRyvN30Sx8lGXmHWzdzoUMIbTDtlP_iu3aYVNeH-XnWVPFMbfIVWXonTLPFBuUJz72eHH8Vc6ylpzUDbzN2KQBXBbQSc7mnnfgHt6q-3uTehDF57UJQqp7tOqb6obA4OFOr72Oj/s1600/

aturan bermainnya
1. Permainan dimulai dengan melakukan HomPimPa, yang kalah akan menyusun pecahan genting, gerabah, atau pecahan asbes, atau potongan kayu, atau pecahan batu bata, atau kaleng susu dan yang menang sebagai pelempar bola dengan jarak 3 meter.

2. Pelempar harus melempar pecahan genting itu hingga rubuh, dan jika sudah rubuh, maka pihak penjaga (kalah) harus mengejar pihak yang pelempar (menang), kelompok pelempar harus menghindari lemparan tersebut, juga mereka (pemenang) harus menata kembali pecahan genting yang telah mereka robohkan.

3. Permainan selesai jika pelempar berhasil menyusun kembali pecahangenting, gerabah, atau pecahan asbes, atau potongan kayu, atau pacahan batu bata, atau kaleng susu tersebut utuh kembali, dan berhasil menghindari lemparan bola dari penjaga, hingga skor 1-0 untuk pelempar.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiU8un-rj5Wbbw5wCZvY6G5Eqoyyn__3CE_zbnw64wJQrfqN0Jo3cVn90EskcS_Uqr9Yv84vdNculub_FOzJs1W6DteaRyAqEbe0AAlenBdBd9u8b3tUfPANlZw4p4Vl2IlkUHAkXupwVgy/s1600/

Tempat Permainan

Dalam permainan boy-boyan ini, biasanya dilakukan di tempat yang luas, misalnya halaman rumah, halaman sekolah atau lapangan.

hingga badan berlumuran keringat dan baju beraroma masam dan kotor tapi kami selalu senang walaupun setiap pulang bermain mendengar omelan ibu seperti lagu pelepas lelah yang indah

Selasa, 01 Maret 2016

Kertas penghias langit

Layang - layangku

http://ghiboo.com/wp-content/uploads/2015/02/

merupakan lembar tipis berkerangka yang diterbangkan ke udara dan terhubung dengan tali atau benang dari daratan oleh pengendalinya. layang - layang memanfaatkan kekuatan angin sebagai energi pengangkatnya.

Bahan yang Diperlukan

1 bilah bambu tipis dengan lebar kira-kira 1 cm dan panjang kurang lebih 60-80 cm, tergantung panjang layangan yang ingin dibuat.
1 bilah bambu tipis dengan lebar kira-kira 1 cm dan panjang kurang lebih 40-50 cm, tergantung lebar layangan yang ingin dibuat.
Kertas minyak dengan ukuran sama yang kiranya cukup dengan ukuran bambu.
Spidol.
Gunting.
Meteran.
Isolasi.
Pita gulung yang tebal.
Benang atau tali tipis

tips cara membuat layang-layang

Langkah Pembuatan

  • Taruh kedua bilah bambu dalam posisi menyilang, yaitu dengan titik temu pada 1/3 bambu yang paling panjang.
  • Ikatkan kedua benda tersebut dengan memakai benang ataupun tali tipis.
  • Ikat dan kaitkan keempat ujung bambu tadi menggunakan tali atau benang sehingga rangka layang-layang berbentuk wajik sudah dapat dilihat.
  • Apabila rangka sudah selesai, kemudian letakkan rangka tersebut di atas kertas minyak.
  • Buatlah tanda di kertas tersebut dengan memakai spidol mengikuti pola rangka layang-layang.
  • Agar lebih aman, tambahkan jarak sekitar 2,5 cm dari ukuran aslinya.
  • Potong kertas tersebut dengan memakai gunting sesuai dengan garis yang sudah dibuat.
  • Jika sudah, maka rekatkan kertas tersebut ke rangka dengan menggunakan isolasi. Jangan lupa, lebar sisa kertasnya dibalik terlebih dahulu sehingga yang diisolasi adalah bagian belakangnya.
  • Apabila diperlukan, kertas koran atau pita bisa digunakan untuk dijadikan ekor. Selain untuk memperindah, ia juga berfungsi menyeimbangkan layang-layang ketika terbang.
  • Buatlah lubang di bagian tengah layang-layang (di samping tempat penyilangan rangka bambu) dan masukkan benang layangan ke lubang tersebut lalu ikatkan ke rangka persilangan.
  • Buat kembali lubang di bawah titik tengah sekitar 5-8 cm, tergantung ukuran layang-layang.
  • Tautkan benang dari titik tengah menuju lubang di bawahnya
cara buat layangan tradisional
cukup sederhana bukan , lumayan untuk mengasah keterampilan kita kan teman . kalo menurut kalian gampang, gih coba buat sekarang lalu langsung mainkan bersama teman - teman kalian pasti seru.